Saturday, February 1, 2003

Pikiran Rakyat, 01-02-2003: “Undangan Menggunakan Enam Bahasa. Pengantin Asal Bandung Masuk Museum Rekor”

Undangan Menggunakan Enam Bahasa
Pengantin Asal Bandung
Masuk Museum
Rekor




SEMARANG, (PR).
Museum Rekor Indonesia (Muri) Semarang menyambut positif prestasi yang diciptakan calon pasangan pengantin asal Bandung karena menciptakan karya membuat undangan yang menggunakan enam bahasa. “Keenam bahasa yang dituangkan dalam undangan tersebut yakni bahasa Indonesia, Prancis, Jerman, Inggris, Mandarin, dan bahasa Pali,” kata Direktur Muri Semarang, Dr. Jaya Suprana, di Semarang, Jumat.

Di samping menggunakan enam bahasa, secara teknis untuk pembuatan kartu undangannya juga dinilai spesifik karena bisa dibentuk menjadi kotak sehingga prestasinya itu layak dimasukkan menjadi koleksi museum rekor. Menurut Jaya, prestasi dari calon pengantin asal Bandung dalam pembuatan kartu undangan pernikahannya yang unik itu baru pertama kali maupun langka dan setelah menjadi koleksi museum rekor bisa dijadikan percontohan kepada masyarakat.

“Setelah dilakukan uji keabsahan di Muri Semarang, Kamis (30/1) karya kartu undangan yang dicetak calon pengantin asal Bandung itu membuktikan bahwa produk kartu undangan itu layak dikembangkan di masyarakat,” katanya. Bahkan, katanya, dengan langsung dimasukkannya menjadi koleksi museum rekor di Semarang, bisa menjadi percontohan kepada masyarakat pentingnya seseorang atau kelompok masyarakat untuk berprestasi yang lebih gemilang.

Sejak Muri Semarang berdiri 27 Januari 1990 sampai HUT-nya yang ke-13, jumlah rekor yang sudah menjadi koleksi telah mencapai 833 buah. Sementara itu, informasi yang dihimpun dari calon pengantin asal Bandung yakni Hendry Filcozwei Jan (33) dan Linda (30) ketika uji keabsahan di Semarang, mengakui bahwa hasil karya untuk membuat kartu undangan yang dinilai unik itu menggunakan enam bahasa merupakan inisiatif sendiri. Ini terkait dengan rencana untuk menikah tanggal 1 Juni 2003 yang akan datang. (ant)***




Dimuat di harian Pikiran Rakyat, Sabtu, 01 Februari 2003 hal. 7

No comments: